Kamis, 01 Oktober 2015

Karakteristik orang yang mukmin dalam Al-Qur'an

pengertian beriman secara etimologi adalah percaya/yakin, sedangkan menurut terminologi ialah meyakini dengan hati mengucapkan dengan lisan mengamalkan dengan perbuatan/anggota badan. selaaku muslim kita harus bisa mencerminkan bagaimana iman yang sebenarnya , jangan ada istilah iman kok sholatnya masih bolong-bolong, aau masih disuruh sama orang tua, atau bahkan sholat sudah di tinggalkan , jadi cuma islam KTP..ngaku iman, ngaku muslim kok ngaji gak pernah,ngaku iman kok masih ada sifat baakhil, masih pelit padahal harta gak akan di bawa keliang lahat,  itu bukan pencerminan seorang muslim yang beriman kepada Alloh, karna itu saya disini akan menjelaskan bagaimana karakteristik orang yang beriman sesuai dengan Al-Qur'an,
di jelaskan Dalam Q.S.Al-Anfal : 2-4

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ -٢- الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ -٣- أُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقّاً لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ -٤-
          Dalam QS. Al-Anfaal ayat 2-4 Allah SWT menjelaskan cirri-ciri orang mukmin itu, sebagaimana firman-Nya :” Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka ( karenanya ) dan kepada tuhanlah mereka bertawakkal”.
  Orang-orang beriman adalah mereka yang takut kepada Allah SWT karena keagungan dan kemuliaan-Nya,karena itulah, ketika ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan itu mengenai keadilan Allah SWT, hukuman dan kekuatan-Nya, mereka merasa ngeri dan bergetarlah hati mereka   . Dan ketika dibacakan ayat-ayat mengenai kemurahan, kasih sayang, rahmat dan pahala Allah SWT, mereka merasakan ketentraman dalam diri mereka dan bertambah keimanan mereka. Orang-orang yang beriman itu mereka senantiasa bertawakkal hanya kepada Allah SWT dalam berbagai keadaan apapun dan mereka menggantungkan diri kepada-Nya mengenai segala urusan dalam hidupnya.
          Sekali lagi, orang-orang yang beriman itu ialah mereka yang mendirikan shalat sebagai bukti hubungannya dengan Allah SWT dan membelanjakan hartanya tanpa mengharapkan imbalan dan bermurah hati terhadap apa yang Allah SWT berikan kepada mereka baik berupa makanan dan minuman dan harta benda lainnya, sebagaimana firman-Nya:” Yaitu orang-orang yang mendirikan sholat dan yang menafkahkan sebagaian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka”.

          Allah Yang Maha Mulia, menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki ciri-ciri seperti yang diungkapkan di atas adalah benar-benar memenuhi syarat untuk disebut sebagai orang beriman, ayat ini mengatakan :” Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya, mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki ( nikmat ) yang mulia”
alangkah mulianya diri kita jika kita bisa menjadi orang yang beriman dengan sebenar-benarnya iman,alanhgkah tinggi derajat kita di dunia maupun di akhirat jika kita bisa benar benar menggapai karakter org mukmin yang terdapat dalam aya diatas, tapi Alloh tetap maha bijaksana bila memang kita benar benar ada kemauan dan keyakinan kemuliaan itu masih terbuka lebar... masih bisa kita gapai dengan semangat beribadah kepada Alloh dengan meningkatkan ketaqwaaan kepadanya agar terbuka jalan Keimanan dengan sebenar-benarnya iman. 
patutkah kita mengkultus seseorang yang masih goyah keimanannya? tentu tidak siapa tau ia sedang dalam proses kesempurnaan dalam pandangan manusia, bisa saja ia akan lebih mulia dari kita yang mempunyai keyakinan bahwa iman kita sudah kuat, kadang iman orang muslim yang sudah lama menjadi muslim sendiri selalu kalah dengan orang yang baru mendapat hidayah dari Alloh, mengapa? jawabnnya meraka diberi hidayah, mereka tidak sekedar menjadi muslim yang sekedar bisa membaca Al-Qur'an, tapi mereka mendalami dan mengkaji isi Al-Quran yang begitu sangat sempurna, tidak lain mereka juga mengukuhkan percaya Akan muslimlah jalan terbaiknya, dan tidak goyahlah iman mereka, berbeda dengan kita selaku muslim yg sudah muslim dari kecil selalu goyah imannya, mengapa? hanya satu jawabnnya. kita punya rasa malu kepada Alloh atau tidak?, karna malu itu sebagian dari iman juga, tapi makna malu disini bukan malu yang bisa kita definisikan sehari-hari. malu disini ialah malu ketika kita masih sulit melaksanakan perintah Alloh, malu ketika kita melakukan dosa, malu ketika kita belum bisa menjadi orang yang mendekatkan diri kepada Allo, malu ketika kita belum mendapat Ridho dan cinta dari Alloh.
 sepantasnya sebagai seorang muslim hendaklah kita tekadkan dalam hati bahwa kita ingin mencapai kesempurnaan iman, ingin menjadi manusia yang Alloh muliakan, yang Alloh tinggikan derajatnya, tentu saja dengan tekad kita karna Alloh menjelaskan  dalam Al-Quran

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubah apa-apa yang ada pada diri mereka ” (QS.13:11)
Wallohu A'lam bishawab.
#salamRG_UG #our whole life is worship

Tidak ada komentar:

Posting Komentar